Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

TEORI KULTURAL GRAMSCI

A.        Konsep Gramsci tentang Kebudayaan Seperti halnya marx, Gramsci menganggap dunia gagasan, kebudayaan, superstruktur, bukan hanya sebagai refleksi atau ekspresi dari struktur kelas ekonomi atau infrastruktur yang bersifat material, melainkan sebagai salah satu kekuatan material itu sendiri (Faruk, 2005: 62). Gramsci mencontohkan Revolusi Perancis yang tidak akan terjadi jika tidak terjadi revolusi ideologis. Dalam teori Gramsci ini terdapat enam konsep kunci, yaitu kebudayaan, hegemoni, ideologi, kepercayaan populer, kaum intellektual, dan negara. 1.         Kebudayaan Ketika berusia 24 tahun Gramsci sudah menaruh perhatian yang besar terhadap kebudayaan sebagai satu kekuatan material yang mempunyai dampak praktis dan “berbahaya” bagi masyarakat. Bagi Gramsci konsep

STRUKTURALISME GENETIK

Teori ini dicetuskan oleh Lucien Goldmann. Meskipun Goldman beraliran marxis, ia tidak menganggap bahwa sastra merupakan superstruktur. Sebaliknya ia berpendapat bahwa sastra merupakan sebuah struktur yang merupakan produk dari proses sejaran yang terus berlangsung, proses strukturasi dan destrukturasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat asal karya yang bersangkutan (Faruk, 2005: 12). Untuk menopang pendapatnya, Goldmann membangun perangkat-perangkat kategori berikut. 1.         Fakta Kemanusiaan 2.         Subjek Kolektif 3.         Pandangan Dunia: Strukturasi dan Struktur 4.         Struktur Karya Sastra 5.         Dialektika Pemahaman-Penjelasan Daftar Pustaka Faruk. 2005. Pengantar Sosiologi Sastra: dari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme . Yogyakarta: Pustaka Pelajar

KARANGAN BUNGA KARYA TAUFIQ ISMAIL: ANALISIS RINGKAS

KARANGAN BUNGA Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke Salemba Sore itu 'Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati Siang tadi.' 1966 Puisi ini dikutip dari Tirani dan Benteng karya Taufiq Ismail dengan latar foto pelepasan jenasah Arief Rachman Hakim tangal 25 Pebruari 1966. Arief Rachman Hakim adalah salah satu demonstran dari fakultas kedokteran Universitas Indonesi yang tertembak didepan Istana Negara. Berdasarkan teks, naskah tersebut bisa dipahami dengan parafrase berikut. KARANGAN BUNGA (Tritura seperti) Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke (kampus UI) Salemba Sore itu 'Ini dari kami bertiga (tritura sebagai suara rakyat) (sebuah) Karangan bunga berpita hitam (sebagai tanda turut berduka) Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati Siang tadi (dalam demonstrasi).' Untuk memperjelas lagi perlu dianalisis unsur bagian puisi tersebut pengg

REALISME

Istilah ini mengacu pada dua hal yaitu: (1) gerakan dalam menulis novel selama abad 19 yang diperancis ditokohi oleh Honorè de Balzac, George Eliot di Inggris, dan William Dean Howells di Amerika dan (2) gaya atau model yang mewakili bentuk konvensi sastra tertentu di berbagai tempat dan waktu sepanjang masa yang mewakili kehidupan dan pengalaman manusia dalam sastra. Bagian (1) membahas realisme sebagai gerakan atau aliran sastra dalam rangkaian sejarah sastra, sedangkan (2) membahas karakteristik karya sastra yang mengikuti aliran tersebut. Fiksi realistis sering dipertentangkan dengan fiksi romantis. Roman, sebagai karya romantis, dikatakan memiliki karakteristik sebagai karya yang menyajikan hidup dengan lebih hidup, luar biasa atau fantastis, penuh petualangan dan penuh kepahlawanan. Realisme, di sisi lain, memberi efek penghadiran kembali kehidupan dan dunia sosial; menggugah perasaan bahwa tokoh yang dihadirkan dalam cerita mungkin ada dalam kenyataan dan situasi dalam cer

METAFORA

Metafora adalah sebuah kata atau ungkapan yang dalam penggunaan literalnya menunjukkan satu macam hal yang dikenakan pada sebuah hal lain yang benar-benar berbeda tanpa penyisipan pembanding (Abrams dan Harpham, 2009: 119). Dengan kata lain metafora adalah menggunakan kata tertentu sebagai ganti kata lain yang benar-benar berbeda tanpa menggunakan pembanding seperti, sebagai, bagai, seperti, bak, dsb. misalnya meja hijau sebagai pengganti pengadilan. Metafora muncul pertama kali dalam retorika kemudian dipakai oleh sastra yang dipopulerkan oleh teoris sastra. Metafora kemudian menjadi perhatian ahli-ahli bahasa. Namun, metafora dalam sastra secara signifikan berbeda dengan metafora dalam bahasa. Linguis memperhatikan metafora yang beredar dalam masyarakat dan telah menjadi biasa dengan demikian tidak terasa lagi sebagai metafor, misalnya kaki gunung, kaki meja, leher botol dsb.

BALADA

Balada adalah singkatan dari balada populer, sering juga disebut balada rakyat atau balada tradisional. Balada dibatasi sebagai sebuah nyanyian yang disampaikan secara lisan dan isinya menyampaikan cerita. Dengan demikian, balada adalah nyanyian rakyat yang berjenis narasi yang disampaikan secara lisan ditengah-tengah masyarakat yang tidak bisa membaca, atau hanya sebagian kecil yang bisa membaca. Ciri-ciri lain dari balada populer ini adalah dramatis, ringkas, dan impersonal (Abrams & Harpham, 2009: 21). Balada diperkirakan muncul, di eropa, pada akhir Abad Pertengahan. Balada dikumpulkan dan dicetak pada abad XVIII. Di Amerika, balada dibawa dari Inggris kemudian terjadi penambahan atau pengaruh dari penduduk asli, seperti yang dinyanyikan penebang kayu, gembala sapi, buruh, dan kritikus sosial (2009: 22).

ABSURD, SASTRA

Sastra absurd adalah sejumlah karya dalam bentuk drama dan prosa fiksi yang memiliki persamaan pandangan bahwa kondisi manusia adalah absurd sesuai dengan esensi dan kondisi yang cukup terepresentasi hanya dalam karya sastra yang juga absurd (Abrams dan Harpham, 2009: 1) Karya absurd pertama kali muncul 1896 dalam drama Perancis Ubu Roi (Ubu Sang Raja) karya Alfred Jarry. Karya-karya jenis ini berakar pada gerakan akspresionisme dan surrealisme seperti pada fiksi yang ditulis 1920 The Trial, Metamorphosis karya Franz Kafka (2009:1) Sebagai gerakan, sastra absurd muncul di Perancis setelah kengerian pada Perang Dunia II (1969-1945) sebagai sebuah

Catatan tuk cahayaku

09 Juli 2013 Aku merasa sakit Rasa sakit yang tak terhenti Aku merasa takut Rasa takut yang tak terkalahkan Aku merasakannya... Rasa yang selalu ingin aku rasakan Merasakan perjuangan seorang ibu Perjuangan hidup dan mati Bertaruh nyawa dan nafas Namun, perjuangan itu terbayarkan oleh tubuh mungil Tubuh mungil yang bersinar Tubuh mungil yang selalu ku nantikan Tubuh mungil yang tak berdosa Tubuh mungil yang kini menjadi anakku Tubuh mungil yang kini menjadi semangat hidupku Dialah segalanya dalam hidupku Harta terindah di bulan suci ini Sembilan Juli dua ribu tiga belas... Lahirlah dia ke dunia melalui rahimku, Dia..., anakku terkasih..., Robbi Annur Iliana...

NATURALISME

Naturalisme adalah kelanjutan dari realisme. Naturalisme lebih menggambarkan segi-segi masyarakat yang jelek, cabul, dsb (Soetarno, 1981: 10). Naturalisme kadang-kadang diklaim menghadirkan gambaran kata-kata yang lebih akurat dari realisme. Akan tetapi, seperti juga realisme,   naturalisme tidak hanya pemilihan istimewa terhadap permasalahan yang diangkat dan cara-cara istimewa dalam mewujudkan bahan-bahan tersebut. Naturalisme adalah sebuah model fiksi yang dikembangkan oleh sebuah madzhab para penulis sesuai dengan tesis filosofis tertentu. Tesis ini, sebuah produk tentang biologi pasca Darwinian pada abad XIX, menganggap bahwa seorang manusia berada sepenuhnya dalam keteraturan alam dan tidak memiliki jiwa dan akses terhadap agama atau spiritual yang melampaui dunia alamiah. Karena itu, seorang manusia hanyalah seekor hewan yang memiliki tingkatan lebih tinggi yang karakter dan tingkah lakunya ditentukan sepenuhnya oleh dua dukungan, yaitu bakat tururunan dan lingkungan (Well

NEOKLASIK

Neoklasik adalah salah satu periode kesusastraan yang tidak atau belum pernah dikenal di Indonesia. Istilah ini muncul di Inggris dalam rentang kira-kira 140 tahun setelah era Restorasi (1660). Di Amerika, istilah ini juga jarang ditemukan.   Ciri-ciri aliran Neoklasik sebagai berikut. 1.      Penulis Neoklasik sering memunculkan sebuah tradisionalisme yang kuat, sering ditunjukkan dengan ketidakpercayaan pada inovasi radikal selain pula ditunjukkan dengan penghormatan yang sangat besar kepada penulis-penulis klasik – penulis Yunani dan Romawi kuno – yang dianggap telah memperoleh pencapaian yang luar biasa dan menciptakan model sepanjang masal dalam semua genre sastra. 2.      Karya sastra dipahami teristimewa sebagai “seni”. Maksudnya seperangkat keterampilan yang meskipun memerlukan bakat tetapi juga harus disempurnakan dengan belajar dan berlatih dalam waktu lama dan terdiri atas adaptasi secara sengaja terhadap sarana yang sudah mafhum dan teruji menuju pencapaian yang