KARANGAN BUNGA
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
'Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.'
1966
Puisi ini dikutip dari Tirani dan Benteng karya Taufiq Ismail dengan latar foto pelepasan jenasah Arief Rachman Hakim tangal 25 Pebruari 1966. Arief Rachman Hakim adalah salah satu demonstran dari fakultas kedokteran Universitas Indonesi yang tertembak didepan Istana Negara.
Berdasarkan teks, naskah tersebut bisa dipahami dengan parafrase berikut.
KARANGAN BUNGA
(Tritura seperti) Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke (kampus UI) Salemba
Sore itu
'Ini dari kami bertiga (tritura sebagai suara rakyat)
(sebuah) Karangan bunga berpita hitam (sebagai tanda turut berduka)
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi (dalam demonstrasi).'
Untuk memperjelas lagi perlu dianalisis unsur bagian puisi tersebut penggal demi penggal.
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
"Tiga anak kecil" adalah Tritura atau Tiga tuntutan rakyat. "anak kecil" menjadi simbol kelahiran yang masih baru karena baru berupa tuntutan. "Dalam langkah malu-malu" menguatkan baris sebelumnya yang menunjukkan kelahiran. "langkah malu-malu" karena merupakan perjuangan yang belum berwujud. "Datang ke Salemba" untuk menyatakan bela sungkawa pada jenasah Arief Rachman Hakim yang akan dimakamkan "Sore itu."
Tritura sebagai simbol keinginan rakyat seolah-olah berkata,
'Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.
"Pita hitam pada karangan bunga" merupakan bentuk inversi dari "karangan bunga berpita hitam" yang merupakan simbol turut berduka cita. Ini dikuatkan dengan baris berikutnya "Sebab kami ikut berduka"
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
'Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.'
1966
Puisi ini dikutip dari Tirani dan Benteng karya Taufiq Ismail dengan latar foto pelepasan jenasah Arief Rachman Hakim tangal 25 Pebruari 1966. Arief Rachman Hakim adalah salah satu demonstran dari fakultas kedokteran Universitas Indonesi yang tertembak didepan Istana Negara.
Berdasarkan teks, naskah tersebut bisa dipahami dengan parafrase berikut.
KARANGAN BUNGA
(Tritura seperti) Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke (kampus UI) Salemba
Sore itu
'Ini dari kami bertiga (tritura sebagai suara rakyat)
(sebuah) Karangan bunga berpita hitam (sebagai tanda turut berduka)
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi (dalam demonstrasi).'
Untuk memperjelas lagi perlu dianalisis unsur bagian puisi tersebut penggal demi penggal.
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
"Tiga anak kecil" adalah Tritura atau Tiga tuntutan rakyat. "anak kecil" menjadi simbol kelahiran yang masih baru karena baru berupa tuntutan. "Dalam langkah malu-malu" menguatkan baris sebelumnya yang menunjukkan kelahiran. "langkah malu-malu" karena merupakan perjuangan yang belum berwujud. "Datang ke Salemba" untuk menyatakan bela sungkawa pada jenasah Arief Rachman Hakim yang akan dimakamkan "Sore itu."
Tritura sebagai simbol keinginan rakyat seolah-olah berkata,
'Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.
"Pita hitam pada karangan bunga" merupakan bentuk inversi dari "karangan bunga berpita hitam" yang merupakan simbol turut berduka cita. Ini dikuatkan dengan baris berikutnya "Sebab kami ikut berduka"
Comments
Post a Comment