Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2011

PROSA INDONESIA LAMA

MUHRI, M.A. Prosa-prosa Indonesia tidak hanya mengadopsi gaya prosa Barat. Sebelumnya telah ada prosa asli Indonesia sebelum ada pengaruh dari Eropa. Untuk mempermudah, prosa Indonesia, secara historis, dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu prosa Indonesia lama dan prosa Indonesia baru. Rincian pembagian tersebut tersusun sebagai berikut.   1. Prosa Indonesia Lama      a. Prosa Asli         Dongeng          Epos           Parabel         Cerita lucu         Cerita didaktis         Pelipur lara         Cerita sejarah         Dsb.    b. Prosa Pengaruh Hindu    c. Prosa Pengaruh Islam 2. Prosa Baru    Kisah (perjalanan dsb)    Roman/novel    Novelet     Biografi    Autobiografi    Esai    Kritik     Cerita pendek Danandjaya (1991) menggunakan pembagian yang berbeda dalam prosa lama Indonesia. Pembagian ini lebih mudah dimengerti dan terstruktur dengan baik berdasarkan kategori. Prosa lama Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu mite, legenda, dan dongeng. Mite adalah cerita rakyat yan

200 Mahasiswa Hadiri "Ciuman di Bawah Hujan"

Bangkalan-"Ciuman di bawah hujan, kok masih ditutupi payung?" begitulah pertanyaan yang disampaikan oleh salah seorang penanya dalam Bedah Buku Ciuman Di Bawah Hujan karya Lan Fang di aula MAN Bangkalan (26/4). Dalam kegiatan tersebut, panitia menghadirkan penulis yang berparas cantik asal Surabaya ini untuk berbagi pengalaman dalam proses sekaligus sebagai pertanggungajawaban kekaryaannya. Kehadiran Lan Fang di Bangkalan menyedot perhatian masyarakat khususya mahasiswa pencinta satra di STKIP PGRI Bangkalan. Ketua Himaba STKIP PGRI Bangkalan, M. Wahid dalam sambutannya menyampaikan akan terus memacu tumbuhnya pencinta dan penikmat sastra di Bangkalan, "saya mengimpikan pada suatu saat nanti peserta yang hadir ini menetapkan sebuah pilihan dalam hidup, dan pilihan itu adalah menulis, sebab menulis merupakan cara cerdas dalam menyampaikan pengalaman, kegetiran, dan cita-cita pengarang dalam hidupnya". Ditambahkan, harapannya itu bukahlah sebuah lamunan belaka, &q

BAHASA MADURA SEBAGAI BAHASA IBU

Tretan sekalian, ada sebuah fenomena budaya yang sangat mengancam posisi bahasa Madura sebagai sebuah bahasa daerah. Bahasa Madura sudah mulai tergeser oleh bahasa Indonesia. Posisi bahasa Madura sebagai bahasa ibu terganti oleh bahasa Indonesia.  Fenomena tersebut muncul diberbagai kalangan masyarakat. Alasan yang dikemukakan juga beragam. Ada yang melakukan dengan alasan gengsi, yaitu kesan bahasa Indonesia yang dianggap lebih ilmiah. Ada pula yang berpikir untuk memudahkan anak bergaul dengan orang dari suku lain. Apapun alasannya ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.  Dengan  menggunakan bahasa Indonesia anak dari suku Madura akan terlepas dari salah satu budaya Madura. Karena bahasa Madura membedakan cara berkomunikasi yang berbeda dalam situasi berbeda, misalnya orang Madura membedakan bahasa orang tua terhadap yang lebih muda, bahasa pergaulan sepermainan, dsb. Dengan menggunakan bahasa Madura seorang anak tetap akan bisa berbahasa Indonesia dengan baik karena konteks

Prosa atau Fiksi?

MUHRI, M.A. Kita sering menemukan pada berbagai media menyebut kata prosa untuk karya sastra yang bukan puisi, misalnya teori prosa. Frase teori prosa memiliki arti yang benar jika ditinjau secara sepintas karena di dalamnya membahas novel, cerpen novelet dan sebagainya. Tiga jenis sastra ini bukan merupakan salah satu jenis puisi. Akan tetapi, mengapa terdapat teori drama yang dibahas tersendiri terlepas dari teori prosa. Padahal, drama juga bukan puisi. Jadi drama termasuk prosa. Akan tetapi, mengapa drama tidak dimasukkan ke dalam teori prosa? Untuk menjelaskan kasus di atas, mari kita telusuri dua istilah tersebut dari segi istilah. Sebagai langkah awal kita buka Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) sebagai gudang simpanan istilah-istilah baku bahasa Indonesia. Prosa dalam KBBI berarti karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi). Dari pengertian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa prosa adalah karangan yang bukan puisi. Dengan demikian yang bukan puisi d