Skip to main content

TOTAL PHYSICAL RESPONSE



A.      Pendekatan
Ada beberapa pendekatan yang dipakai dalam metode ini, yaitu metode alamiah, grammar based, stimulus-response, dan teori jejak. Dari pendekatan-pendekatan tersebut diformulasi tiga unsur utama TPR.
1.        Bio-Program
Dalam hal ini Asher, pencetus TPR, merumuskan tiga proses sebagai sentral.
a.         Anak mengembangkan kemampuan mendengar sebelum mengembangkan kemampuan berbicara.
b.        Kemampuan mendengar anak diperoleh karena ia perlu merespon secara fisik perkataan orang tua dalam bentuk ucapan bahasa
c.         Sekali kemampuan mendengar diperoleh, anak akan secara alamiah dan relatif tanpa usaha untuk memperoleh bahasa.
2.        Lateralisasi Otak
TPR diarahkan pada pembelajaran otak kanan. Kebanyakan metode pengajaran bahasa kedua menggunakan mengarahkan pada pembelajaran otak kiri.
3.        Pengurangan Stress
Kondisi penting untuk keberhasilan pembelajaran bahasa adalah ketiadaan stress. Menurut Asher pengurangan terjadi bila mengikuti bio-program yang membuat anak belajar dengan santai dan gembira.
B.       Disain
1.        Tujuan utama TPR adalah menyajarkan kecakapan oral pada level awal.
2.        Silabus diperoleh dari tipe latihan yang dilakukan di kelas TPR.
3.        Aktivitas yang dilakukan dalam TPR adalah drill imperatif, pertukaran peran antara performer dan pendengar, presentasi slide.
4.        Peran siswa adalah mendengar dan melakukan perintah dalam peran.
5.        Peran guru adalah menyediakan kesempatan/peluang bagi siswa untuk belajar.
6.        Materi yang dipakai untuk pemula berupa suara, tindakan, dan gestur guru. Pada tingkat lanjut guru dapat menggunakan benda-benda dalam kelas, seperti: buku, pena, cangkir, dsb.
C.      Prosedur
Kelas diperuntukkan imigran dewasa dan terdiri atas 159 jam instruksi kelas. Kelas keenam berlangsung sebagai berikut.
1.        Review. Ini adalah pemanasan yang berlangsung cepat yang setiap individu pelajar lakukan dengan perintah seperti:
Pablo, kendarai mobilmu berkeliling Miako dan pencet klaksonmu.
Jeffe, lemparkan bunga merah itu ke Maria.
Maria, berteriaklah.
2.        Perintah baru. Ini adalah kata-kata kerja, kata benda, kata sifat, dsb. yang diperkenalkan.
Cuci                tanganmu
                        wajahmu
                        rambutmu
Carilah            handuk
                        Sabun
                        Sisir
Gigi                 sentuh gigimu
                        Perlihatkan gigimu pada dolores
                        Dolores, tunjuk gigi Eduardo
Dsb.
3.        Pergantian peran. Siswa dengan sukarela mengucapkan perintah yang memanipulasi tingkah dari instruktur dan siswa-siswa lain.
4.        Membaca dan Menulis. Instruktur menulis di papan item kosa kata dan kalimat untuk menggambarkan item. Kemudian ia mengucapkan setiap item dan memperagakan kalimat. Siswa menyimak ketika instruktur membaca materi. Beberapa orang menulisnya dalam catatan
Daftar Pustaka
Richard, Jack C. dan Rodger, Theodore S. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.


A.      Pendekatan
Ada beberapa pendekatan yang dipakai dalam metode ini, yaitu metode alamiah, grammar based, stimulus-response, dan teori jejak. Dari pendekatan-pendekatan tersebut diformulasi tiga unsur utama TPR.
1.        Bio-Program
Dalam hal ini Asher, pencetus TPR, merumuskan tiga proses sebagai sentral.
a.         Anak mengembangkan kemampuan mendengar sebelum mengembangkan kemampuan berbicara.
b.        Kemampuan mendengar anak diperoleh karena ia perlu merespon secara fisik perkataan orang tua dalam bentuk ucapan bahasa
c.         Sekali kemampuan mendengar diperoleh, anak akan secara alamiah dan relatif tanpa usaha untuk memperoleh bahasa.
2.        Lateralisasi Otak
TPR diarahkan pada pembelajaran otak kanan. Kebanyakan metode pengajaran bahasa kedua menggunakan mengarahkan pada pembelajaran otak kiri.
3.        Pengurangan Stress
Kondisi penting untuk keberhasilan pembelajaran bahasa adalah ketiadaan stress. Menurut Asher pengurangan terjadi bila mengikuti bio-program yang membuat anak belajar dengan santai dan gembira.
B.       Disain
1.        Tujuan utama TPR adalah menyajarkan kecakapan oral pada level awal.
2.        Silabus diperoleh dari tipe latihan yang dilakukan di kelas TPR.
3.        Aktivitas yang dilakukan dalam TPR adalah drill imperatif, pertukaran peran antara performer dan pendengar, presentasi slide.
4.        Peran siswa adalah mendengar dan melakukan perintah dalam peran.
5.        Peran guru adalah menyediakan kesempatan/peluang bagi siswa untuk belajar.
6.        Materi yang dipakai untuk pemula berupa suara, tindakan, dan gestur guru. Pada tingkat lanjut guru dapat menggunakan benda-benda dalam kelas, seperti: buku, pena, cangkir, dsb.
C.      Prosedur
Kelas diperuntukkan imigran dewasa dan terdiri atas 159 jam instruksi kelas. Kelas keenam berlangsung sebagai berikut.
1.        Review. Ini adalah pemanasan yang berlangsung cepat yang setiap individu pelajar lakukan dengan perintah seperti:
Pablo, kendarai mobilmu berkeliling Miako dan pencet klaksonmu.
Jeffe, lemparkan bunga merah itu ke Maria.
Maria, berteriaklah.
2.        Perintah baru. Ini adalah kata-kata kerja, kata benda, kata sifat, dsb. yang diperkenalkan.
Cuci                tanganmu
                        wajahmu
                        rambutmu
Carilah            handuk
                        Sabun
                        Sisir
Gigi                 sentuh gigimu
                        Perlihatkan gigimu pada dolores
                        Dolores, tunjuk gigi Eduardo
Dsb.
3.        Pergantian peran. Siswa dengan sukarela mengucapkan perintah yang memanipulasi tingkah dari instruktur dan siswa-siswa lain.
4.        Membaca dan Menulis. Instruktur menulis di papan item kosa kata dan kalimat untuk menggambarkan item. Kemudian ia mengucapkan setiap item dan memperagakan kalimat. Siswa menyimak ketika instruktur membaca materi. Beberapa orang menulisnya dalam catatan
Daftar Pustaka
Richard, Jack C. dan Rodger, Theodore S. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

Comments

Popular posts from this blog

PROBLEMATIKA MORFOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam morfologi, ada beberapa problema yang dihadapi, seperti halnya dibawah ini : Problematika Akibat Unsur Serapan Problematika Akibat Kontaminasi Problematika Akibat Analogi Problema Akibat Perlakuan Kluster Problema Akibat Proses Morfologis Unsur Serapan Problema Akibat Perlakuan Bentuk Majemuk Peristiwa Morfofonemik Problem Proses Reduplikasi Problema Proses Abreviasi Problema Fungsi Dramatis dan Fungsi Semantis 1.2 Identifikasi Jelaskan pengertian dari masing – masing problematika yang telah tersebutkan diatas ? Jelaskan contoh – contoh yang telah ada tersebut ? BAB II PEMBAHASAN 2.1 Problematika Akibat Kontaminasi Kontaminasi merupakan gejala bahasa yang menga-caukan konstruksi kebahasaan. Kontaminasi dalam konstruksi kata, misalnya : Diperlebarkan , merupakan hasil pemaduan konstruksi diperlebar dan dilebarkan yang masing masing berarti 'dibuat jadi lebih besar lagi' dan 'dibuat jadi lebar'. Oleh sebab itu, konstruks

TEORI STRUKTURALISME GENETIK

Oleh : Ferliana Ishadi Penganalisisan Puisi Menggunakan Teori Strukturalisme Genetik (Tahap Pembelajaran) KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan pembuatan tugas mata kuliah Teori Sastra yang merupakan salah satu mata kuliah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Makalah ini disusun berdasarkan kemampuan penyusun untuk menyelesaikan penugasan ini, sesuai dengan literatur – literatur yang saya peroleh untuk “Analisis Antologi Puisi Lumpur” karya Ratih Sanggarwaty. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing mahasiswan – mahasiswanya, sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Demikian makalah ini disusun, mudah-mudahan bermanfaat untuk seluruh mahasiswa STKIP PGRI Bangkalan khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dan selaku penyusun dari makalah ini senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan rekan-rekan mahasiswa

RADEN SAGARA (ASAL USUL PULAU MADURA)

Pada jaman dahulu, Madura merupakan pulau yang terpecah belah. Yang tampak pada waktu itu adalah gunung Pajuddan dan gunung Gegger di daerah Bangkalan, tempat kelahiran Raden Sagarah. Pada saat itu pula di tanah jawa tepatnya di daerah muara sungai Brantas di Jawa Timur ada sebuah kerajaan bernama “MEDANG KEMULAN”. Kerajaan Medang  Kemulan sangat aman, tentram, dan damai. Semua warganya melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan bidangnya masing-masing. Ca’ epon reng Madura “ lakona lakone kennengga kennengge”, demikian prinsip mereka. Rajanya bernama “Sang Hyang Tunggal” adalah seorang raja yang