Skip to main content

KAMUS BAHASA MADURA-INDONESIA

Kamus ini adalah kelanjutan dari program kamus Maduraku Jaya  yang karena terlalu rasial berubah menjadi Sokal Bahasa Lastra. Kamus ini adalah edisi ketiga setelah satu tahun dilakukan penyuntingan dan penambahan lema. Proyek ini sedang dikembangkan. Hasilnya bisa pembaca lihat pada tiap semester dalam tiap tahunnya yaitu pada Januari dan Juli. 
Karena dilakukan pada waktu senggang perkembangan kamus ini bertahap tapi tetap berjalan dengan pasti. 
seperti edisi-edisi sebelumnya kamus ini tetap berjudul Kamus Bahasa Madura-Indonesia Kontemporer. Alasan penamaannya adalah kata-kata yang digunakan adalah kata-kata Madura yang aktual dan masih dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Harapan terbesar dari proyek ini adalah penyelamatan budaya Indonesia yang mulai dianggap ketinggalan oleh generasi muda. Padahal, budaya Indonesia bisa diangakat dengan memajukan Indonesia sendiri.
Seperti kita tahu saat ini bangsa Barat memang lebih maju dari kita karena kita tidak hendak untuk maju. Padahal, saat kita sudah punya Borobudur, Barat masih merupakan negeri primitif yang sangat terbelakang. Dengan proyek ini saya berharap ada proyek lain dari pembaca yang bisa disumbangkan pada negara ini. Selain itu saran dan kritik terhadap kemajuan proyek ini kami harapkan selalu.
Bagi yang ingin memasukkan proyeknya dalam situs ini bisa menghubungi alamat kami yang tertera. Bagi yang ingin mengunduh kamus ini bisa klik link berikut.



Comments

Popular posts from this blog

PROBLEMATIKA MORFOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam morfologi, ada beberapa problema yang dihadapi, seperti halnya dibawah ini : Problematika Akibat Unsur Serapan Problematika Akibat Kontaminasi Problematika Akibat Analogi Problema Akibat Perlakuan Kluster Problema Akibat Proses Morfologis Unsur Serapan Problema Akibat Perlakuan Bentuk Majemuk Peristiwa Morfofonemik Problem Proses Reduplikasi Problema Proses Abreviasi Problema Fungsi Dramatis dan Fungsi Semantis 1.2 Identifikasi Jelaskan pengertian dari masing – masing problematika yang telah tersebutkan diatas ? Jelaskan contoh – contoh yang telah ada tersebut ? BAB II PEMBAHASAN 2.1 Problematika Akibat Kontaminasi Kontaminasi merupakan gejala bahasa yang menga-caukan konstruksi kebahasaan. Kontaminasi dalam konstruksi kata, misalnya : Diperlebarkan , merupakan hasil pemaduan konstruksi diperlebar dan dilebarkan yang masing masing berarti 'dibuat jadi lebih besar lagi' dan 'dibuat jadi lebar'. Oleh sebab itu, konstruks

TEORI STRUKTURALISME GENETIK

Oleh : Ferliana Ishadi Penganalisisan Puisi Menggunakan Teori Strukturalisme Genetik (Tahap Pembelajaran) KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan pembuatan tugas mata kuliah Teori Sastra yang merupakan salah satu mata kuliah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Makalah ini disusun berdasarkan kemampuan penyusun untuk menyelesaikan penugasan ini, sesuai dengan literatur – literatur yang saya peroleh untuk “Analisis Antologi Puisi Lumpur” karya Ratih Sanggarwaty. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing mahasiswan – mahasiswanya, sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Demikian makalah ini disusun, mudah-mudahan bermanfaat untuk seluruh mahasiswa STKIP PGRI Bangkalan khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dan selaku penyusun dari makalah ini senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan rekan-rekan mahasiswa

RADEN SAGARA (ASAL USUL PULAU MADURA)

Pada jaman dahulu, Madura merupakan pulau yang terpecah belah. Yang tampak pada waktu itu adalah gunung Pajuddan dan gunung Gegger di daerah Bangkalan, tempat kelahiran Raden Sagarah. Pada saat itu pula di tanah jawa tepatnya di daerah muara sungai Brantas di Jawa Timur ada sebuah kerajaan bernama “MEDANG KEMULAN”. Kerajaan Medang  Kemulan sangat aman, tentram, dan damai. Semua warganya melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan bidangnya masing-masing. Ca’ epon reng Madura “ lakona lakone kennengga kennengge”, demikian prinsip mereka. Rajanya bernama “Sang Hyang Tunggal” adalah seorang raja yang