Skip to main content

MODHIN KAROK (MADURA)


Dikisahkan ada seorang kiai yang memiliki santri banyak, Modhin Karok namanya. Dalam kesehariannya ia tergolong amat miskin dan serba kekurangan. Pondok dan tempat tinggalnya sangat jelek. Tiap hari belum tentu ada yang dimakan. Oleh karena itu, ia memiliki akal buruk yaitu menyuruh santri-santrinya mencuri ternak milik orang-orang kampung dan menyembunyikan di tengah hutan. Kalau orang-orang kampung ribut mencari, santri-santrinya diminta untuk memberitahukan bahwa Modhin Karok dapat meramal ternak-ternak yang hilang tersebut. Dengan tipu muslihatnya Modhin Karok menunjukkan tempat sapi-sapi yang hilang tersebut. Dengan demikian, Modhin Karok mendapat sejumlah uang dan panggang ayam untuk selamatan di pondoknya.
Modhin Karok terkenal sebagai peramal. Ketika raja kehilangan sekotak perhiasan milik putrinya, dipanggillah Modhin karok untuk meramalnya. Pada waktu itu yang disuruh memanggil bernama Jasad dan Badan, dua orang pengawal raja. Modhin Karok menjadi kebingungan karena ramalan-ramalan sebelumnya sebenarnya sekedar tipu muslihat. Dalam perjalanannya menuju kekerajaan ia selalu meratap sambil mengucapkan, “Oh jasad, oh badan yang malang, sekarang inilah hari kematianmu!” Ucapan ini sebenarnya ditujukan kepada dirinya sendiri. Akan tetapi pengawal yang bernama Jasad dan Badan mengira bahwa dirinyalah yang disebut-sebut itu. Mereka menjadi ketakutan dan mohon pada Modhin Karok agar dilindungi karena merekalah sebenarnya yang mencuri. Modhin Karok bersedia melindungi kedua pengawal tersebut setelah dengan tipu muslihatnya berhasil mengetahui tempat kotak perhiasan tersebut. Itulah sebabnya ketika menghadap raja, Modhin Karok dengan sangat mudah dapat menunjukkan tempat kotak tersebut. Karena keberhasilannya Modhin Karok mendapat hadiah yang sangat banyak.
Ketenaran Modhin Karok sebagai peramal yang hebat sampai terdengar ke negeri seberang. Oleh sebab itu, raja negeri seberang ingin bertaruh dengan raja Madura. Adapun taruhannya adalah sebuah perahu lengkap dengan isinya. Raja Madura menyanggupinya dan memanggil Modhin Karok untuk meramal jumlah biji yang terdapat dalam buah labu. Modhin Karok sebenarnya berusaha untuk menyingkir ke negeri seberang untuk melarikan diri. Namun, setiba di pantai ia mendengar pembicaraan anggota rombongan raja dari negeri seberang bahwa labu tersebut hanya memiliki satu biji.
Ia kembali dan menghadiri taruhan kedua raja tersebut. Karena berhasil menebak ia diberi separuh dari hasil taruhan tersebut. Ia menjadi kaya raya. Namun kekayaannya tidak membuatnya tenteram. Ia selalu khawatir hartanya akan dicuri oleh santri-santrinya yang kini sudah pandai mencuri.

Comments

Popular posts from this blog

PROBLEMATIKA MORFOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam morfologi, ada beberapa problema yang dihadapi, seperti halnya dibawah ini : Problematika Akibat Unsur Serapan Problematika Akibat Kontaminasi Problematika Akibat Analogi Problema Akibat Perlakuan Kluster Problema Akibat Proses Morfologis Unsur Serapan Problema Akibat Perlakuan Bentuk Majemuk Peristiwa Morfofonemik Problem Proses Reduplikasi Problema Proses Abreviasi Problema Fungsi Dramatis dan Fungsi Semantis 1.2 Identifikasi Jelaskan pengertian dari masing – masing problematika yang telah tersebutkan diatas ? Jelaskan contoh – contoh yang telah ada tersebut ? BAB II PEMBAHASAN 2.1 Problematika Akibat Kontaminasi Kontaminasi merupakan gejala bahasa yang menga-caukan konstruksi kebahasaan. Kontaminasi dalam konstruksi kata, misalnya : Diperlebarkan , merupakan hasil pemaduan konstruksi diperlebar dan dilebarkan yang masing masing berarti 'dibuat jadi lebih besar lagi' dan 'dibuat jadi lebar'. Oleh sebab itu, konstruks

TEORI STRUKTURALISME GENETIK

Oleh : Ferliana Ishadi Penganalisisan Puisi Menggunakan Teori Strukturalisme Genetik (Tahap Pembelajaran) KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan pembuatan tugas mata kuliah Teori Sastra yang merupakan salah satu mata kuliah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Makalah ini disusun berdasarkan kemampuan penyusun untuk menyelesaikan penugasan ini, sesuai dengan literatur – literatur yang saya peroleh untuk “Analisis Antologi Puisi Lumpur” karya Ratih Sanggarwaty. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing mahasiswan – mahasiswanya, sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Demikian makalah ini disusun, mudah-mudahan bermanfaat untuk seluruh mahasiswa STKIP PGRI Bangkalan khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dan selaku penyusun dari makalah ini senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan rekan-rekan mahasiswa

KRITIK SASTRA BARU (NEW CRITICISM)

Istilah ini , meluas ke publik dengan terbitnya buku John Crowe Ransom berjudul The New Criticism pada 1941 , muncul untuk diterapkan pada teori dan praktek yang tetap menonjol dalam kritik sastra Amerika sampai akhir tahun 1960-an . Gerakan ini berasal sebagian besar dari unsur-unsur dalam buku IA Richards Principles of Literary Criticism ( 1924) dan Practical Criticism ( 1929) dan dari esai kritis TS Eliot . Gerakan ini menentang minat ilmuan, kritikus, dan guru yang jamak pada masa itu dalam menulis berdasarkan biografi pengarang, konteks sosial sastra, dan sejarah sastra. Dengan keras dinyatakan bahwa perhatian kiritik sastra yang benar tidak didasarkan pada situasi dan akibat eksternal atau posisi historis sebuah karya, tetapi dengan pertimbangan yang detil dari karya itu sendiri sebagai entitas mandiri. Kritikus terkemuka dalam model ini adalah Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren, yang buku teksnya berjudul Understanding Poetry (1938) dan Unde