Dahulu kala, ada seorang janda miskin yang tinggal di bawah gunung. Untuk bertahan hidup, setiap hari ia mendatangi tetangga untuk meminta makanan. Begitulah selama ini ia hidup. Namun, lama-kelamaan tidak ada keluarga yang mau memberi makan janda miskin tersebut. Untuk bertahan hidup, kemudian, janda miskin tersebut mencari kayu bakar di hutan untuk dijual. Penderitaannya semakin lama semakin berat mengingat usianya yang semakin tua.
Tersebutlah pada suatu waktu seorang dewa turun dari langit untuk berburu. Ia kencing di bawah pohon beringin kurung. Ia kencing ke dalam sebuah kendi (tempat air minum yang terbuat dari tanah liat).
Di sisi lain, janda miskin yang sedang mencari kayu kehausan karena panas matahari yang terik. Ketika sampai di bawah pohon beringin tersebut untuk berteduh, ia melihat sebuah kendi. Diambilnya kendi itu. Ia melihat kendi tersebut berisi air yang jernih dan berbau harum. Tanpa pikir panjang ia pakai air tersebut untuk minum dan selebihnya untuk mandi. Anehnya, air dalam kendi tersebut tidak berkurang apalagi habis.
Diceritakan pula ada seekor harimau betina dan menjangan betina ikut meminum pula dari kendi tersebut. Akibatnya, janda miskin, harimau, dan menjangan sama-sama mengandung. Ketika lahir, bayi harimau dan menjangan mirip manusia sedangkan janda miskin melahirkan biawak. Hal ini terjadi karena di hadapan Dukun Abbas ia tidak mau mengakui kehamilannya.
Singkat cerita anak biawak tersebut menjadi besar dalam asuhan sang janda miskin. Tibalah saatnya biawak ingin menikah. Janda tersebut diminta untuk melamar perawan yang ada di desanya. Tetapi semua gadis yang dilamar selalu menolaknya. Karena ditolak Biawak minta dikawinkan dengan putri raja.
Dengan berat hati Janda Miskin pergi menghadap raja untuk melamar putrinya. Raja sangat marah mendapat lamaran Janda Miskin tersebut. Dengan kemarahan yang meluap Raja menolak mentah-mentah lamaran Janda Miskin. Janda miskin tersebut pulang dengan sedih dan khawatir.
Mendengar berita tersebut tidak menjadikan Biawak jera malah ia meminta ibunya untuk melamar salah seorang dari putri raja karena ia sudah terlanjur mencintainya.
Ketika raja melihat Janda Miskin kembali melamar putrinya, raja sangat marah. Ia menyuruh mantri hutan untuk membunuh janda miskin itu karena ia merasa terhina oleh lemaran tersebut. Janda miskin itu dibunuh. Namun, dengan ksaktiannya biawak dapat menghidupkan kembali ibunya dengan bersemedi meminta pada yang Maha Kuasa. Saat hidup kembali Biawak meminta ibunya untuk kembali melamar putri raja tersebut. Berkali-kali janda miskin dibunuh, berkali-kali ia hidup kembali.
Setelah menghadapi berbagai macam tantangan, akhirnya Biawak kawin dengan putri yang bernama Raden Ayu Melati. Karena putri bersedia menikah dengan biawak, Biawak berubah menjadi pemuda tampan yang gagah.
Anak macan yang mirip manusian diberi nama Raden Ulama, sedangkan anak menjangan yang lebih muda diberi nama Raden Udara. Setelah menghadapi berbagai kesulitan, Raden Ulama dan Raden Udara berhasil mengawini putri raja Mesir. Kemudian mereka pergi bertapa. Anak Raden Ulama bernama Damar, dan anak Raden Udara bernama Sari. Damar dan Sari kemudian kawin dengan bidadari.
Mendengar berita tersebut tidak menjadikan Biawak jera malah ia meminta ibunya untuk melamar salah seorang dari putri raja karena ia sudah terlanjur mencintainya.
Ketika raja melihat Janda Miskin kembali melamar putrinya, raja sangat marah. Ia menyuruh mantri hutan untuk membunuh janda miskin itu karena ia merasa terhina oleh lemaran tersebut. Janda miskin itu dibunuh. Namun, dengan ksaktiannya biawak dapat menghidupkan kembali ibunya dengan bersemedi meminta pada yang Maha Kuasa. Saat hidup kembali Biawak meminta ibunya untuk kembali melamar putri raja tersebut. Berkali-kali janda miskin dibunuh, berkali-kali ia hidup kembali.
Setelah menghadapi berbagai macam tantangan, akhirnya Biawak kawin dengan putri yang bernama Raden Ayu Melati. Karena putri bersedia menikah dengan biawak, Biawak berubah menjadi pemuda tampan yang gagah.
Anak macan yang mirip manusian diberi nama Raden Ulama, sedangkan anak menjangan yang lebih muda diberi nama Raden Udara. Setelah menghadapi berbagai kesulitan, Raden Ulama dan Raden Udara berhasil mengawini putri raja Mesir. Kemudian mereka pergi bertapa. Anak Raden Ulama bernama Damar, dan anak Raden Udara bernama Sari. Damar dan Sari kemudian kawin dengan bidadari.
Comments
Post a Comment