Bermula dari sebuah KKN mahasiswa, saya mendatangi desa Jaah sebagai pembimbing. Desa ini terletak di kecamatan Tragah, kabupaten Bangkalan. Menurut perangkat desa, penduduk desa ini sebagian besar petani dan sebagian lagi merantau ke kota terdekat yaitu Surabaya.
Pada postingan kali ini,
kita ulas toponim desa Jaah tersebut. Toponim adalah nama tempat. Toponim
adalah cabang onomastika yang menyelidiki nama tempat (Tim, 2016). Dengan
praktisnya mengapa desa tersebut bernama Jaah?
Jaah dalam ejaan madura
terbaru ditulis dengan Jhâ’âh. Kata ini kemungkinan sudah tidak dikenali
oleh masyarakat Madura saat ini. Dalam beberapa kesempatan saya menanyakan
mengapa desa ini dinamakan Jaah? Namun tidak ada jawaban yang memadai dan masuk
akal. Mungkin desa ini berasal dari sebuah kata yang kemudian bersama
perjalanan waktu kemudian berubah menjadi bentuk yang sekarang. Itu adalah
jawaban sementara saya pada saat itu.
Dalam perjalanan waktu,
saat saya menikmati hobi menulis kamus saya membaca sebuah kamus bahasa Madura
yang umurnya sudah lebih satu abad. Kamus berjudul Madoereesch-Nederlandsch
Woordenboek tersebut ditulis oleh H.N. Kiliaan (1904) dan diterbitkan pada
tahun 1904 (jilid I) dan 1905 (jilid2). Urutan abjad yang digunakan sebagai
patokan adalah carakan Madura, bukan urutan huruf latin.
Gambar dari antonioguru.wordpress.com
Pada bagian Ja tanpa
sengaja saya menemukan kata tersebut. Jha’ah ternyata adalah nama sebuah
pohon yang dalam bahasa Indonesia bernama jaha. Nama ilmiah adalah Terminalia
bellirica. Kemungkinan besar nama desa tersebut berasal dari pohon
tersebut. toponim menggunakan nama pohon atau tumbuhan jamak ditemukan di
sekitar desa Jaah. Toponim serupa misalnya Nyorondung ‘nyiur doyong’, Burneh
‘buni’, Tangkel ‘mlinjo’, Tunjung ‘tunjung’, Pocong ‘pucung’, dsb. Penamaan seperti
ini biasa dalam masalah toponim. Misalnya sebuah pemakaman dinamakan Jhârât
Jhâmbhu ‘makam jambu’ karena di dalam pemakaman ada pohon jambu.
Daftar Rujukan
Kiliaan, H. N. 1904. Madoereesch-Nederlandsch
Woordenboek. Leiden: Boekhandel en Drukkerij.
Tim Penyusun KBBI Edisi
Kelima. 2016. “KBBI V.”
Comments
Post a Comment